TUGAS
AKHIR SOFTSKILL
Tulisan (maret) :
·
Teori Kepribadian Sehat
A.
Kepribadian Sehat Berdasarkan Aliran
Psikoanalisis
Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis:
1. Menurut
freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi
dari superego terhadap id dan ego
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan
pada mentalnya
5. Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan
keinginan
B. Kepribadian Sehat Menurut Aliran
Behavioristik
Kepribadian yang sehat menurut
behavioristik:
1.
Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan
lingkungannya
2.
Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
3. Sangat
dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan
sendiri
4.Menekankan
pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif
·
Mazhab Psikologi
A.
Psikoanalisis
Dalam pandangan
Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot) maupun yang
tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya.
Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa
kita akses(preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar
(unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang
ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu:
a. Id, adalah berisi
energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
b. Superego, adalah berisi
kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari lingkungannya.
c. Ego, adalah pengawas
realitas.
Proses pertama adalah
apa yang dinamakan EQ (emotional quotient), sedangkan proses kedua adalah IQ
(intelligence quotient) dan proses ketiga adalah SQ (spiritual quotient).
Sebagai contoh adalah
berikut ini: Anda adalah seorang bendahara yang diserahi mengelola uang sebesar
1 miliar Rupiah tunai. Id mengatakan pada Anda: “Pakai saja uang itu sebagian,
toh tak ada yang tahu!”. Sedangkan ego berkata:”Cek dulu, jangan-jangan nanti
ada yang tahu!”. Sementara superego menegur:”Jangan lakukan!”.
Pada masa kanak-kanak
kira dikendalikan sepenuhnya oleh id, dan pada tahap ini oleh Freud disebut
sebagai primary process thinking. Anak-anak akan mencari pengganti jika tidak
menemukan yang dapat memuaskan kebutuhannya (bayi akan mengisap jempolnya jika
tidak mendapat dot misalnya).
Sedangkan ego akan
lebih berkembang pada masa kanak-kanak yang lebih tua dan pada orang dewasa. Di
sini disebut sebagai tahap secondary process thinking. Manusia sudah dapat
menangguhkan pemuasan keinginannya (sikap untuk memilih tidak jajan demi ingin
menabung misalnya). Walau begitu kadangkala pada orang dewasa muncul sikap
seperti primary process thnking, yaitu mencari pengganti pemuas keinginan
(menendang tong sampah karena merasa jengkel akibat dimarahi bos di kantor
misalnya).
B. Behaviourisme
Aliran ini sering dikatkan sebagai aliran
ilmu jiwa namun tidak peduli pada jiwa. Pada akhir abad ke-19, Ivan Petrovic
Pavlov memulai eksperimen psikologi yang mencapai puncaknya pada tahun 1940 –
1950-an. Di sini psikologi didefinisikan sebagai sains dan sementara sains
hanya berhubungan dengan sesuatu yang dapat dilihat dan diamati saja. Sedangkan
‘jiwa’ tidak bisa diamati, maka tidak digolongkan ke dalam psikologi.
Aliran ini memandang manusia sebagai mesin
(homo mechanicus) yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman
(conditioning). Sikap yang diinginkan dilatih terus-menerus sehingga
menimbulkan maladaptive behaviour atau perilaku menyimpang. Salah satu contoh
adalah ketika Pavlov melakukan eksperimen terhadap seekor anjing. Di depan
anjing eksperimennya yang lapar, Pavlov menyalakan lampu. Anjing tersebut tidak
mengeluarkan air liurnya. Kemudian sepotong daging ditaruh dihadapannya dan
anjing tersebut terbit air liurnya. Selanjutnya begitu terus setiap kali lampu
dinyalakan maka daging disajikan. Begitu hingga beberapa kali percobaan,
sehingga setiap kali lampu dinyalakan maka anjing tersebut terbit air liurnya
meski daging tidak disajikan. Dalam hal ini air liur anjing menjadi conditioned
response dan cahaya lampu menjadi conditioned stimulus.
·
Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri
dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment.
Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian
diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai
usaha penguasaan (mastery).
·
Pertumbuhan Personal
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
individu
Faktor genetik :
Faktor keturunan — masa konsepsi
- Bersifat tetap atau
tidak berubah sepanjang kehidupan
- Menentukan beberapa
karakteristik seperti jenis kelamin,
ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan
psikologis seperti temperamen
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
Faktor eksternal / lingkungan
- Mempengaruhi
individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan
Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya
potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya
Tulisan (april) :
·
Teori Kepribadian Sehat
a.
Allpot
(ciri-ciri kepribadian yang matang)
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang
matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan
membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1.
Ekstensi sense of self
2.
Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
3.
Penerimaan diri
4.
Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan
penugasan
5.
Objektifikasi diri: insight dan humor
6.
Filsafat hidup
b.
Rogers (Perkembangan Kepribadian)
Rogers tidak membahas
teori pertumbuhan dan perkembangan dan tidak melakukan riset jangka panjang
yang mempelajari hubungan anak dengan orangtuanya. Namun ia yakin adanya
kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara alami mendorong proses organism
menjadi semakin kompleks, ekspansi, otonom, sosial dan secara keseluruhan
semakin aktualisasi diri. Struktur self menjadi bagian terpisah dari medan
fenomena dan semakin kompleks. Self berkembang secara utuh keseluruhan,
menyentuh semua bagian-bagiannya. Berkembangnya self diikuti oleh kebutuhan
penerimaan positif dan penyaringan tingkah laku yang disadari agar tetap
konruen dengan struktur self.
c.
Maslow (Hirarki kebutuhan manusia)
Abraham Maslow dikenal
sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia
tergerak untuk memahami dan menerima dirinya. Salah satu hal menarik di awal
karirnya adalah ketika melihat beberapa kebutuhan lebih didahulukan dibanding
yang lainnya. Sebagai contohnya, ketika haus dan lapar, maka Anda akan terlebih
dahulu mengatasi haus dibandingkan lapar. Karena tanpa makanan kita dapat
bertahan selama beberapa minggu, tetapi tanpa minuman hanya beberapa hari saja.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kebutuhan akan minuman lebih kuat dibandingkan
dengan makanan. Maslow mengambil ide ini dan menciptakan apa yang saat ini
dikenal dengan Hierarchy of Needs.
d.
Erick From (Ciri-ciri kepribadian sehat)
Sebelum mengulas tentang teori kepribadian
dari Fromm, beberapa pengalaman mempengaruhi pandangan Fromm, antara lain pada
umur 12 tahun ia menyaksikan seorang wanita cantik dan berbakat, sahabat keluarganya,
bunuh diri. Fromm sangat terguncang karena kejadian itu. Tidak ada seorang yang
memahami mengapa wanita tersebut memilih bunuh diri. Ia juga mengalami sebagai
anak dari orangtua yang neurotis. Ia hidup dalam satu rumah tangga yang penuh
ketegangan. Ayahnya seringkali murung, cemas, dan muram. Ibunya mudah menderita
depresi hebat. Tampak bahwa Fromm tidak dikelilingi pribadi-pribadi yang sehat.
·
Pengertian Stress
a.
Arti Pengertian Stress :
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik,
psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja
keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa
sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk
ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan
ketegangan ya
b.
Tipe-tipe stress :
1. Biasanya
tekanan muncul tidak hanya dalam diri sendiri, mealinkan di luar diri juga.
Karena biasanya apa yang menjadi pandangan kita terkadang bertentangan dengan pandangan
orang tua, itu yang terkadang menjadi salah satu tekanan psikologis bagi
seorang anak yang akan menimbulkan stress pada anak tersebut.
2.
Konflik :
Perbedaan
pendapat, perbedaan cara pandang bahkan perbedaan pandangan dalam mencapai
suatu tujuan itu akan menimbulkan koflik. Biasanya tidak hanya konflik dengan
diri sendiri, banyak juga konflik ini terjadi antar beberapa orang, kelompok,
bahkna organisasi.
3.
Frustasi :
Suatu
kondisi psikologis yang tidak menyenangkan sebagai akibat terhambatnya
seseorang dalam mencapai apa yang diinginkannya.
4.
Kecemasan
Khawatir,
gelisah, takut dan perasaan semacamnya itu merupakn suatu tanda atau sinyal
seseorang mengalami kecemasan. Biasanya kecemasan di timbulkan karena adanya
rasa kurang nyaman, rasa tidak aman atau merasa terancam pada dirinya.ng di
akibatkan karena stress, disebut strain.
c.
Pendekatan problem solving terhadap stress
Proses mental dan
intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan masalah berdasarkan data dan
informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang cermat dan
akurat. Atau ketika kita mendapatkan masalah dan membuat kita stress, lebih
baik kita berdoa dan memohon petunjuk dari yang Maha Kuasa.
Strategi coping yang spontan mengatasi stress
Menurut Lazanus, penanganan stress atau coping terdiri dari dua
bentuk, yaitu :
- Problem-Pocused Coping (coping yang berfokus pada masalah)
Penanganan stress atau coping yang digunakan oleh individu yang
mengahadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
- Emotional-Pocused Coping
(coping yang berfokus pada emosi)
Penanganan stress dimana individu memberikan respon terhadap
situasi stress dengan cara emosional, terutama dengan penilaian defensive.
·
Koping (coping) Stress
Banyak definisi yang dilontarkan oleh para
pakar psikologi guna mengartikan coping, bisa diartikan strategi coping
menunjuk pada berbagai upaya , baik mental maupun perilaku, untuk menguasai,
mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan suatu situasi atau kejadian yang
penuh tekanan.
·
Jenis-Jenis Strategi Coping Problem-solving focused coping, dimana
individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan
kondisi atau situasi yang menimbulkan stress, dan dipaparkan para ahli bahwa
aspek-aspek yang digunakan individu
Tulisan
(mei)
·
Konsep Penyesuaian diri
Ada beberapa ciri penyesuaian diri yang efektif, seperti :
a.
Memiliki Persepsi yang Akurat terhadap Realita
b.
Memiliki Kemampuan untuk Beradaptasi dengan
Tekanan atau Stres dan juga Kecemasan
c.
Mempunyai Gambaran Diri yang Positif tentang
dirinya
d.
Memiliki Kemampuan untuk Mengekspresikan
Perasaannya
e.
Mempunyai kemapuan Relasi Interpersonal yang
baik
Individu yang memiliki serta memenuhi ciri-ciri tersebut dapat
digolongkan sebagai individu yang memiliki kesehatan mental yang positif.
·
Hubungan Interpesonal
Hubungan interpersonal
adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi
pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita
berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan
relationship.
Dari segi psikologi
komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin
terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang
orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang
berlangsung diantara komunikan. Model-Model Hubungan Interpersonal :
Ada 4 (empat) model hubungan
interpersonal yaitu meliputi :
a. Model
pertukaran sosial (social exchange model)
b. Model
peranan (role model)
c. Model
permainan (games people play model)
d.
Model Interaksional (interactional model)
·
Cinta dan Perkawinan
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan
ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang
mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat
lainnya mengatakan bahwa cinta adalah sebuah aksi / kegiatan aktif yang
dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati,
perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan
mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut
(http://id.wikipedia.org/wiki/Cinta).
Pernikahan atau adalah upacara pengikatan janji nikah yang
dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan
perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Upacara
pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa,
agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu
kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu pula (http://id.wikipedia.org/wiki/Pernikahan).
·
Bagaimana Memilih Pasangan
Memilih
pasangan atau jodoh bukan hal yang sulit jika tahu rumusnya dan akan menjadi
sulit jika tidak mengetahui rumusnya.
Pertama
Tuhan adalah penguasa dan pemilik serta penentu jodoh kita. Hanya Dia yang bisa
menjadi pemilih yang sempurna dan paling tahu tentang calon pasangan kita. Maka
kedua adalah orang-orang yang dekat dengan Tuhan yang bisa menentukan pasangan
yang baik untuk dipilih. Ketiga dimiliki oleh orang tua kita karena faktor
kasih sayang dan kesungguhannya kepada kita sehingga sangat serius untuk
memilihkan kita. Bagaimana dengan diri sendiri? Kadang tidak bisa diandalkan
karena kurangnya pengalaman, atau memilih karena nafsu,emosi dan kepentingan
lain bukan kepentingan abadi.
Beranikah
kita menyerahkan pilihan kita kepada orang yang lebih tahu luar dan dalam serta
pengalaman hidup yang cukup? Berusaha menjadikan kita pantas mendapatkan
pasangan yang memang cocok dengan pengertian orang baik akan bertemu orang baik
itu cocok dan yang jelek hatinya akan bertemu dengan yang jelek juga. Serahkan
kepada Tuhan dan berusaha taat dan memantaskan diri sendiri. Menjadi orang yang
dekat kepada Tuhan akan menjadikan diri kita beruntung
·
Seluk Beluk Hubungan dalam Perkawinan
1.
Romantic Love
Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang
menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan
pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis
dan penuh cinta.
2.
Dissapointment or Distress
Di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan,
memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar
dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini
berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin
hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal
lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn
tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan
lagi terhadap hubungan dengan pasangannya.
Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya.
3.
Knowledge and Awareness
Pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih
memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana
kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Pasangan yang sampai di tahap ini biasanya
senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain
yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
4.
Transformation
Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan
membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap
ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan
dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling
menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan
perkawinan yang nyaman dan tentram.
5.
Real Love
“Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan
keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,”
ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan
pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk
saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati
cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah
mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk
mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya
usaha Anda berdua,” ingat Dawn.